Rabu, 18 Juli 2012
Zat Adiktif ( Rokok )
Zat Adiktif
Zat Adiktif adalah bahan makanan atau minuman yang
apabila dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabakan ketagihan.
Zat adiktif ada yang berbahaya dan ada juga yang
relatif aman bagi tubuh. Rokok dan minuman keras merupakan contoh
zat adiktif yang berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan, kopi merupakan salah satu
zat adiktif yang relatif aman bagi tubuh, kecuali bagi penderita maag. Materi
yang akan dibahas hanya zat adiktif yang berbahaya bagi kesehatan yaitu rokok.
Rokok
Rokok dikatakn zat adiktif, karena rokok dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan bagi pemakaianya. Akibatnya, apabila mereka yang sudah ketagihan dan ketergantungan pada rokok, sangat sulit untuk menghentikannya. Apabila pemakaian rokok dihentikan, maka akan timbul sindrom putus tembakau atau ketagihan dan ketergantungan.
Sejarah rokok
Sejarah
rokok
Rokok
terbuat dari tembakau. Tembakau adalah tumbuhan berdaun lebar yang berasal dari
Amerika Selatan. Tembakau pertama kali ditanam secara komersial di Virginia
pada abad ke XVII dari biji yang diimpor dari Thinidad dan Venezuela.
Tembakau
mengandung nikotin. Zat ini dapat membunuh serangga yang memakan tumbuhan.
Jadi, jika diisap atau dikunyah manusia, tembakau dapat bersifat racun. Daun
tembakau dipanen dan diikat ke tonggak-tonggak panjang. Ikatan-ikatan itu lalu
ditempatkan di lumbung pengawetan tempat daun-daun itu dipanaskan dan
dikeringkan. Tembakau yang telah diawetkan itu digulung menjadi cerutu, atau
dirajang dan dicampur untuk membuat berbagai merek rokok dan tembakau pipa.
Kandungan rokok
Kandungan rokok
Asap rokok mengandung lebih dari 4.000 macam zat. Beberapa
dari zat tersebut berbahaya bagi kesehatan, karena dapat menyebabkan kanker.
Zat-zat tersebut antara lain tar, nikotin, senyawa piridin, amoniak, karbon
dioksida, karbon monoksida, asam organik, aldehida, dan keton.
Beberapa zat yang merupakan komponen dominan
penyusun rokok, antara lain tar, nikotin, dan karbon monoksida.
a.
Tar
Tar adalah cairan berwarna cokelat. Tar dapat
merusak paru-paru, menghambat siklus oksigen dalam darah, menyebabkan kanker,
dan gangguan pernapasan seprti bronkitis.
b.
Nikotin
Nikotin bersifat racun. Nikotin dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak dan jaringan hati, membuat gigi, kuku, lidah dan jari
tangan menjadi kuning, menaikkan tekanan darah, dan dapat memacu kerja jantung
dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dan jaringan hati, membuat gigi,
kuku, lidah dan jari tangan menjadi kuning, menaikkan tekanan darah, dan dapat
memacu kerja jantung. Meningkatkannya kerja jantung menyebabkan kebutuhan tubuh
akan oksigen juga meningkat. Sementara itu, gas karbon monoksida yang
dihasilkan oleh asap rokok malah mengikat hemoglobin, yang berakibat tubuh
kekurangan oksigen. Akibatnya, otot jantung akan mengalami kerusakan.
c.
Karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat racun. Gas karbn monoksida dapat mengikat hemoglobin. Ikatan gas karbon monoksida dengan hemoglobin lebih kuat dibandingkan ikatan hemoglobin dengan gas oksigen. Akibatnya, tubuh akan kekurangan oksigen.
dengan hemoglobin
lebih kuat dibandingkan ikatan hemoglobin dengan gas oksigen. Akibatnya, tubuh
akan kekurangan oksigen.
CO(g) + Hb
à
HbCO ikatannya sangat kuat
O2(g)
+ Hb à
HbO2 ikatannya lemah
Kekurangan oksigen dapat menyebabkan napas menjadis
sesak
Dampak negatif dari rokok
Dampak negatif dari rokok
Rokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit,
diantaranya : kanker paru-paru, penyakit jantung, dan bronkitis.
a.
Kanker paru-paru
Tar dan zat-zat yang bersifat iritant dapat masuk ke
dalam paru-paru serta menyebabkan kerusakan sel. Sel-sel yang rusak tersebut
tumbuh dengan cepat secara tidak normal. Sel inilah yang dinamakan sel kanker.
Gumpalan-gumpalan sel kanker akan menghambat pertukaran udara dalam paru-paru.
Akibatnya, perderita kanker akan sulit bernapas.
b.
Penyakit jantung
Asap rokok dapat menyebabkan darah muda membeku.
Asap rokok juga dapat menyebabkan kerusakan dalam dinding pembuluh darah dan
meningkatkan jumlah lemak pada dindingpembuluh darah tersebut. Akibatnya,
pembuluh darah menjadi sempit dan aliran darah menuju ke jantung menjadi
terganggu. Jantung akan kekurangan makanan dan oksigen. Pada akhirnya, orang
tersebut akan menderita penyakit jantung.
c.
Bronkitis
Pembuluh udara pada
paru-paru memiliki banyak bulu-bulu halus yang berfungsi untuk menyaring udara
dari debu dan kuman penyakit. Asap rokok menyebabkan kerja bulu-bulu halus ini
menjadi terganggu, sehingga debu dan kuman masuk ke dalam paru-paru dengan
mudah. Akibatnya, paru-paru menghasilkan banyak lendir yang menyebabkan perokok
batuk secara yerus-menerus. Hal ini menyebabkan pembuluh udara dalam paru-paru
menjadi bengkak dan meradang.ini dinamakan bronkitis. Penderita bronkitis akan
sulit bernapas dan dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati untuk wakyu
yang lama Untuk memahami lebih lanjut tentang penyakit yang disebabkan oleh merokok, dibawah ini ada sebuah gambar yang memperjelas efek merokok menurut organ secara spesifik:
Pencegahan Rokok
Pencegahan Rokok
Upaya menghentikan penyalahgunaan zat adiktif tidaklah mudah. Hal ini karena sifat ketagihan dan ketergantungan yang ditimbulkannya sangat kuat. Oleh karena itu, upaya pengobatan harus diikuti dengan upaya pencegahan agar mantan pecandu tidak kembali lagi menjadi pecandu. Meskipun demikian, masih banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan zat adiktif . Ada tiga tingkat pencegahan, yaitu sebagai berikut.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya pencegahan agar orang sehat tidak terlibat penyalahgunaan zat adiktif . Pencegahan ini biasanya dilakukan dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya merokok, dan pendekatan melalui keluarga. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. Kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya pencegahan pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (terapi). Tahapan ini meliputi:
1) Tahapan penerimaan awal (initial intake)
Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental.
2) Tahapan detoksifikasi dan terapi komplikasi medik
Tahapan ini dilakukan antara 1 sampai 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas:
1) Tahapan stabilisasi
Tahapan stabilisasi dilakukan antara 3 sampai 12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat.
2) Tahapan sosialisasi dalam masyarakat
Tahapan ini dilakukan agar mantan penyalahgunaan zat adiktif mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, dan mengembangkan kegiatan alternatif.
Langganan:
Postingan (Atom)